BAB 1 KONSEP DASAR SISTEM
1. Konsep Dasar Sistem
A. Definisi Sistem
Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari kegiatan, komponen, unsur, elemen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi dan saling berhubungan satu sama lain melakukan kerjasama dengan cara-cara tertentu secara harmonis sehingga membentuk kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen atau komponen-komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menemukan berbagai macam sistem, baik yang bersifat fisik seperti sistem komputer, maupun yang bersifat abstrak seperti sistem pendidikan atau sistem hukum. Semua sistem ini memiliki struktur yang mengatur cara setiap bagian di dalamnya berfungsi dan berinteraksi.
Setiap sistem memiliki beberapa karakteristik utama yang menjadikannya sebuah kesatuan yang utuh. Pertama, sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi. Komponen ini bisa berupa bagian-bagian fisik seperti perangkat keras dalam sistem komputer, atau bagian logis seperti prosedur dan aturan. Semua komponen ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling mendukung dan membentuk satu kesatuan kerja.
Sebuah sistem juga memiliki batas atau boundary yang membedakannya dari lingkungan luarnya. Batas ini penting untuk menentukan apa saja yang termasuk dalam sistem dan apa yang berada di luar kendali sistem. Meskipun begitu, sebuah sistem juga akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, baik menerima masukan dari luar maupun memberikan keluaran yang bisa memengaruhi lingkungan.
Salah satu unsur penting dalam sistem adalah masukan atau input, yaitu segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem untuk diproses. Input ini kemudian melalui tahap pengolahan atau proses, yaitu aktivitas atau serangkaian langkah yang mengubah input menjadi bentuk yang berguna. Hasil dari proses ini disebut keluaran atau output, yang merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh sistem.
Selain itu, sistem juga memiliki tujuan dan sasaran. Semua aktivitas dalam sistem, mulai dari input, proses, hingga output, diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Tujuan sistem bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan fungsinya, misalnya untuk meningkatkan efisiensi kerja, menyelesaikan masalah tertentu, atau menyediakan layanan yang lebih baik.
Dalam implementasinya, sistem sering kali terdiri dari sejumlah sub-sistem yang lebih kecil. Sub-sistem ini memiliki fungsi spesifik namun tetap saling berkaitan dan mendukung tujuan sistem secara keseluruhan. Sebagai contoh, dalam sistem informasi manajemen di sebuah perusahaan, terdapat sub-sistem keuangan, sub-sistem pemasaran, dan sub-sistem sumber daya manusia yang semuanya saling terintegrasi.
Sistem juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan sifat dan tujuannya. Ada sistem yang bersifat alamiah seperti sistem ekologi, dan ada juga yang buatan manusia seperti sistem perbankan. Beberapa sistem bersifat terbuka karena berinteraksi secara aktif dengan lingkungan, sementara yang lain bisa lebih tertutup. Ada sistem yang deterministik, yaitu sistem dengan proses yang dapat diprediksi, dan ada juga sistem probabilistik, yang hasilnya tidak bisa dipastikan dengan pasti.
Pada dasarnya, sistem berfungsi untuk mengorganisasi dan mengelola berbagai proses agar berjalan dengan teratur dan terkontrol, sehingga dapat menghasilkan output yang bernilai guna sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang telah ditentukan.
B. Karakteristik Sistem
- Komponen (Elements/Components) : Sistem terdiri dari elemen-elemen atau subsistem yang saling berhubungan.
- Batas Sistem (Boundary) : Merupakan area yang membatasi antara sistem dengan lingkungan luarnya. Tujuannya adalah untuk menentukan sejauh mana sistem tersebut beroperasi.
- Lingkungan Luar Sistem (Environment) : Segala sesuatu yang berada di luar batas sistem yang memengaruhi sistem atau dipengaruhi oleh sistem.
- Penghubung (Interface) : Media penghubung antara subsistem satu dengan yang lainnya, atau antara sistem dengan lingkungan luar.
- Masukan (Input) : Segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan menjadi bahan untuk diproses.
- Proses (Process) : Tahapan di mana input diolah untuk menghasilkan output.
- Keluaran (Output) : Hasil dari proses yang dilakukan oleh sistem.
- Sasaran dan Tujuan (Goal and Objective) : Setiap sistem memiliki tujuan yang ingin dicapai, misalnya efisiensi, otomatisasi, akurasi, atau peningkatan layanan.
C. Klasifikasi Sistem
- Sistem Abstrak X Sistem Fisik
- Sistem Alamiah X Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak tidak dibuat oleh manusia. Contoh pada sistem alamiah: sistem peredaran bumi. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Contoh: sistem robotika
- Sistem Deterministik X Sistem Probabilistik
Sistem deterministik adalah sistem yang berinteraksi antara bagiannya yang dapat diprediksi secara pasti. Contoh: sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik adalah sistem yang tidak bisa diprediksikan secara pasti. Contoh: sistem manusia
- Sistem Tertutup X Sistem Terbuka
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Contoh : tabung reaksi. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar. Contoh : sistem organisasi
2. Konsep Dasar Informasi
A. Definisi Data & Informasi
Data dan informasi adalah dua konsep yang saling terkait, tetapi mereka memiliki perbedaan yang penting dalam konteks pengolahan dan pemahaman.
Data :
Data adalah kumpulan fakta, angka, simbol, atau unsur-unsur mentah lainnya yang belum diorganisir atau diinterpretasikan. Data tidak memiliki konteks atau makna yang jelas tanpa pemrosesan atau pengolahan lebih lanjut. Data sering kali merupakan hasil pengamatan atau pengukuran dari berbagai sumber, dan dapat berupa teks, gambar, suara, angka, atau bentuk lainnya.
Informasi :
Informasi adalah data yang telah diorganisir, diproses, atau diinterpretasikan sehingga memiliki konteks, makna, dan relevansi. Informasi memberikan pemahaman atau pengetahuan yang berguna, yang memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan atau tindakan yang lebih baik. Informasi seringkali lebih mudah dipahami dan digunakan daripada data mentah.
Contoh sederhana untuk memahami perbedaan antara data dan informasi adalah sebagai berikut: ketika Anda melihat daftar angka "2, 4, 6, 8, 10" ini adalah data. Tetapi jika Anda menambahkan konteks bahwa ini adalah daftar bilangan genap, maka itu menjadi informasi
B. Siklus Informasi
- Sistem Informasi Akademik: digunakan oleh universitas untuk mengelola data mahasiswa, jadwal kuliah, nilai, dan kehadiran
- Sistem Informasi Keuangan: membantu perusahaan dalam mencatat transaksi, membuat laporan keuangan, dan memantau arus kas
- Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit: menyediakan informasi pasien, jadwal dokter, rekam medis, dan manajemen obat
- Sistem E-Commerce: mengelola data produk, transaksi pelanggan, dan inventaris barang dalam bisnis online
- Sistem Informasi Logistik: digunakan untuk mengatur distribusi barang, pelacakan pengiriman, dan manajemen gudang
- Informasi harus akurat: informasi harus terbebas dari kesalahan, tidak bias, dan tidak menyesatkan
- Informasi harus tepat waktu: informasi yang datang kepada penerimanya tidak boleh mengalami keterlambatan
- Informasi harus relevan: informasi memiliki manfaat bagi penerimanya
- Manfaat dari informasi tersebut
- Biaya untuk mendapatkan informasi
User & ADM
User & ADM merupakan bagian penting dari sistem informasi. User adalah individu yang menggunakan sistem untuk menjalankan tugas, seperti memasukkan data, mengakses informasi, atau mengambil keputusan. Mereka bisa berasal dari berbagai level organisasi, termasuk staf, manajer, hingga pelanggan. Sementara itu, Administrator (ADM) adalah pihak yang bertanggung jawab mengelola sistem dari sisi teknis, seperti mengatur hak akses, menjaga keamanan data, melakukan backup, serta memastikan sistem berjalan dengan baik. Keduanya saling berperan dalam mendukung kelancaran dan efektivitas penggunaan sistem informasi.
C. Peranan Sistem Informasi Bagi Manajemen
Pengumpulan dan Penyimpanan Data: Sistem informasi mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data dari berbagai sumber dalam satu tempat yang terpusat. Hal ini memungkinkan manajemen untuk memiliki akses dan mudah ke informasi yang relevan.
Pengolahan Data: Sistem informasi memproses data menjadi informasi yang bermakna. Ini melibatkan analisis, perhitungan, penggabungan datam dan penyajian data dalam format yang lebih mudah dimengerti
Pemberian Laporan: Sistem informasi dapat menghasilkan laporan dan informasi yang relevan bagi manajemen. Ini dapat berupa laporan keuangan, laporan kinerja, atau laporan berdasarkan berbagai parameter yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pemantauan dan evaluasi.
Dukungan dalam Pengambilan Keputusan: Sistem informasi menyediakan informasi yang diperlukan bagi manajemen untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Ini membantu manajemen dalam perencanaan strategis, pengembangan produk, alokasi sumber daya, dll.
Pemantauan dan Pengendalian Kinerja: Sistem Informasi dapat digunakan untuk memantau kinerja organisasi, departemen, atau individu. Manajemen dapat melihat data real-time dan historis untuk mengevaluasi pencapaian tujuan dan target.
Manajemen Persediaan dan Logistik: Sistem informasi dapat digunakan untuk mengelola persediaan barang, manajemen rantai pasokan, dan pengaturan logistik. Ini membantu mengoptimalkan proses pengadaan dan pengiriman produk.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia: Sistem informasi dapat digunakan untuk mengelola data pegawai, mengotomatisasi proses administrasi sumber daya manusia, serta mengukur kinerja dan produktivitas karyawan.
Analisis Pasar dan Pelanggan: Sistem informasi dapat membantu manajemen dalam analisis pasar, perilaku pelanggan, dan tren bisnis. Ini berguna dalam pengembangan strategi pemasaran dan pengambilan keputusan terkait dengan layanan pelanggan/
Pengelolaan Keamanan dan Risiko: Sistem informasi juga memainkan peran penting dalam pengelolaan keamanan data dan mengidentifikasi risiko bisnis. Manajemen dapat menggunakan sistem ini untuk melindungi data penting dan mengantisipasi risiko potensial.
Perencanaan dan Evaluasi Proyek: Sistem informasi dapat digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek-proyek bisnis. Ini membantu manajemen dalam pengelolaan sumber daya, waktu, dan biaya.
Mendukung kegiatan Manajemen: Sistem informasi mendukung manajemen dengan meningkatkan efisiensi operasional melalui otomatisasi proses, memudahkan koordinasi antar departemen, dan menyediakan data yang akurat untuk perencanaan strategis. Sistem ini juga memungkinkan pengawasan dan pengendalian real-time terhadap kinerja organisasi. Dengan analisis data yang tepat, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih baik, serta mendukung inovasi dan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Secara keseluruhan, sistem informasi membantu manajemen mengelola organisasi dengan lebih efisien dan berbasis data.
4. Tinjauan Umum Pengembangan Sistem
A. Alasan Perusahaan Melakukan Pengembangan Sistem
a. Meningkatkan Efisiensi Operasional:
Sistem baru dapat dirancang untuk mengotomatisasi tugas-tugas rutin, mengurangi pekerjaan manual, dan mengoptimalkan proses bisnis. Ini dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional
b. Meningkatkan Produktivitas:
Sistem yang dirancang dengan baik dapat membantu karyawan bekerja lebih cepat dan lebih efisiensi, memungkinkan mereka fokus pada tugas-tugas yang lebih berharga daripada tugas-tugas rutin.
c. Meningkatkan Kualitas Layanan:
Sistem baru dapat memungkinkan perusahaan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan atau pemangku kepentingan. Misalnya, sistem informasi pelanggan yang baik dapat membantu dalam penanganan keluhan pelanggan dengan lebih cepat dan lebih akurat
d. Mendukung Pertumbuhan Bisnis:
Dengan sistem yang memadai, perusahaan dapat lebih mudah mengelola pertumbuhan bisnis dan menangani volume transaksi yang lebih besar
e. Memenuhi Kebutuhan Bisnis yang Berkembang:
Bisnis terus berubah dan persyaratan bisnis juga berubah seiring waktu. Sistem yang fleksibel dan dapat disesuaikan dapat membantu perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam kebutuhan bisnis
f. Meningkatkan Analisis dan Pengambilan Keputusan:
Sistem informasi yang kuat dapat memberikan data dan analisis yang lebih baik kepada manajemen, membantu mereka dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan berdasarkan fakta
g. Meningkatkan Keamanan Informasi:
Sistem yang diperbarui dan dilengkapi dengan fitur keamanan yang tepat dapat membantu melindungi data sensitif dan mengurangi risiko pelanggaran keamanan
h. Mengikuti Regulasi dan Kepatuhan:
Beberapa industri dan sektor mungkin memiliki persyaratan regulasi dan kepatuhan yang ketat. Sistem baru dapat dirancang untuk memastikan perusahaan mematuhi aturan ini
i. Meningkatkan Hubungan Pelanggan:
Sistem yang memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan perusahaan dengan lebih mudan dan nyaman, seperti melalui portal pelanggan atau aplikasi seluler, dapat meningkatkan hubungan pelanggan
j. Menghadapi Persaingan:
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan perlu terus berinovasi dan mengikuti tren teknologi. Sistem baru dapat membantu perusahaan tetap kompetitif
B. Tahapan Pengembangan Sistem
Tahapan dalam pengembangan sistem dapat bervariasi tergantung pada metodologi yang digunakan dan kompleksitas proyek, namun umumnya ada beberapa tahapan inti yang ditemui dalam hampir setiap proyek pengembangan sistem
a. Perencanaan sistem
Tahap ini meliputi identifikasi masalah, analisis kebutuhan, dan perencaan sistem. Identifikasi masalah dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi perusahaan dan sistem yang dimilikinya. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum tentang kebutuhan informasi kepada pemakai sistem atau pengguna. Perencanaan sistem dilakukan untuk merancang sistem secara umum dan terinci.
b. Analisis sistem
Tahap ini meliputi analisis kebutuhan, analisis sistem, dan perancangan sistem secara umum/ konseptual. Analisis kebutuhan dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas tentang kebutuhan informasi kepada pemakai sistem atau pengguna. Analisis sistem dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pengguna sistem informasi mengenai sistem informasi yang akan dibangun. Perancangan sistem secara umum/konseptual dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada development tim.
c. Perancangan sistem
Tahap ini meliputi perancangan sistem secara terinci, implementasi, dan pengujian. Perancangan sistem secara terinci dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada development tim. Implementasi dilakukan untuk membuat atau mengembangkan sistem informasi sesuai rancangan yang sudah dibuat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem informasi yang sudah dibuat oleh tim development.
d. Implementasi
Tahap ini meliputi migrasi data (konversi), pelatihan pengguna, dan instalasi sistem
e. Pengujian
Tahap ini meliputi pengujian kualitas softwarem pengujian ke pengguna, dan pengujian performa
f. Perubahan dan pemeliharaan
Tahap ini meliputi perbaikan dan perubahan sistem, serta pemeliharaan sistem
C. Metodologi Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan sistem, terdapat berbagai metodologi yang dapat digunakan untuk membantu tim pengembangan merencanakan, merancang, dan mengelola proyek dengan lebih efisiensi. Berikut beberapa metodologi pengembangan sistem yang umum digunakan:
1. Metodologi Waterfall:
- Metodologi Waterfall adalah pendekatan linier dan berurutan dalam pengembangan sistem
- Proyek dibagi menjadi tahapan yang berurutan, seperti analisis, perancangan, pengembangan, pengujuan, dan implementasi
- Setiap tahap harus selesai sebelum memasuki tahap berikutnya
- Cocok untuk proyek dengan persyaratan yang stabil dan jelas
- Metodologi Model Incremental membagi proyek menjadi modul dan inkremen
- Setiap inkremen adalah versi tambahan dari sistem yang ada, dengan fitur tambahan atau perubahan dari inkremen sebelumnya
- Setiap inkremen membangun di atas yang sebelumnya, sehingga sistem berkembang secara bertahap
- Metodologi Agile adalah kelompok metodologi yang fleksibel dan kolaboratif, seperti Scrum, Kanban, dan Extreme Programming (XP)
- Berfokus pada kolaborasi tim, komunikasi yang kuat, dan perubahan-perubahan fleksibel dalam proyek
- Mengutamakan pengerjaan iteratif, pengujian berulang, dan pengiriman perangkan lunak yang berfungsi dengan cepat
- Metodologi model Incremental membagi proyek menjadi modul atau inkremen
- Setiap inkremen adalah versi tambahan dari sistem yang ada, dengan fitur tambahan atau perubahan dari inkremen sebelumnya
- Setiap inkremen membangun di atas yang sebelumnya, sehingga sistem berkembang secara bertahap
- Metodologi RAD adalah pendekatan yang berorientasi pada cepatnya pengembangan perangkat lunak
- Menggabungkan pengembangan perangkat lunak dengan desain dan pengujian secara paralel
- Menggunakan prototipe untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna lebih awal dalam proses pengembangan
- DevOps adalah metodologi yang menggabungkan pengembangan (Development) dan operasi (Operations) untuk mencapai integrasi dan pengiriman perangkat lunak yang lebih cepat
- Fokus pada otomatisasi, kolaborasi tim, dan perubahan cepat dalam lingkungan produksi
- Metodologi Lean Software Development terinspirasi oleh prinsip Lean Manufacturing
- Berfokus pada menghilangkan limbah dalam pengembangan perangkat lunak, termasuk fitur yang tidak diperlukan, proses yang berlebihan, dan penundaan
- Metodologi Model Big Bang adalah pendekatan non-struktural di mana pengembangan dimulai tanpa perencanaan formal yang jelas
- Cocok untuk proyke kecil atau eksperimen yang tidak memiliki persyaratan yang pasti
- Pemilihan metodologi tergantung pada jenis proyek, persyaratan, kebutuhan bisnis, dan prefensi tim pengembangan
- IDEs seperti Visual Studio, Eclipse, atau IntelliJ IDEA menyediakan lingkungan terpadu untuk menulis, menguji, dan mengelola kode
- Mereka biasanya memiliki fitur-fitur seperti pengeditan kode, debugging, dan manajemen proyek
- VCS seperti Git, Subversion, atau Mercurial digunakan untuk mengelola kode sumber proyek, melacak perubahan, dan kolaborasi tim
- DBMS seperti MySQL, PostgreSQL, atau MongoDB digunakan untuk mengelola basis data dalam aplikasi
- Mereka menyediakan alat untuk mendefinisikan, mengakses, dan mengelola data
- Alat pemodelan UML seperti Enterprise Architect atau Lucidhart digunakan untuk merancang dan mendokumentasikan struktur dan perilaku sistem
- Alat prototyping seperti Balsamiq, Sketch, atau Adobe XD membantu dalam membuat prototipe interaktif sistem untuk pemahaman yang lebih baik dan validasi
- Perangkat lunak manajemen proyek seperti Microsoft Project, Trello, atau Jira digunakan untuk merencanakan, mengelola, dan melacak proyek pengembangan
- Alat CI/CD seperti Jenkins, Travis CI, atau CircleCI memungkinkan otomatisasi pengujian, pengiriman, dan penyebaran perangkat lunak
- Teknik pengumpulan persyaratan seperti wawancara, studi dokumen, atau survey digunakan untuk memahami kebutuhan pemangku kepentingan
- Teknik analisis sistem seperti analisis SWOT, analisis kebutuhan, atau analisis proses membantu dalam merinci persyaratan sistem
- Metode perancangan sistem seperti DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity-Relationship Diagram), atay desain arsitektur digunakan untuk merancang struktur sistem
- Teknik pengujian termasuk uji fungsional, uji integrasi, uji performa, dan uji keamanan yang digunakan untuk memastikan kualitas dan kendala sistem
- Metodologi pengembangan perangkat lunak seperti Agile dan Scrum digunakan untuk manajemen proyek yang adaptif dan kolaboratif
- Metode evaluasi keamanan seperti uji penetrasi dan analisis keamanan digunakan untuk mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan keamanan dalam sistem
- Strategi manajemen perubahan membantu dalam mengelola perubahan dalam sistem dan memastikan adopsi yang suskes dan pengguna
Komentar
Posting Komentar